Resensi Film Miracle “Jatuh Dari Surga”
Detail Film Miracle :
Sutradara : Wisnu Adi
Sutradara : Wisnu Adi
Penulis : Priesnanda
Dwisatria, Rio Sutanto
Produser : Ichwan Persada
Pemain : Anneke Jodi, Darius Sinathrya,
Naomi Ivo, Indra Birowo. Penampilan Khusus dari The Overtunes
Genre :
Drama, Religi
Durasi : 119
menit
Tanggal
Rilis : 03 Desember 2015
Produksi: Andalan
Sinema
Sinopsis :
Film “MIRACLE : Jatuh
dari Surga” (2015) menceritakan tentang pasangan suami istri yakni
Andri (Darius Sinathrya) dan sang Istri Eli (Anneke Jodi). Pasangan suami istri
telah dikarunia seorang putri bernama Krista (Naomi
Ivo). Tanpa diduga anak mereka ternyata memiliki kemampuan spesial yakni dapat
menyembuhkan orang sakit dengan hanya menyentuhnya. Hingga suatu hari sebuah
kenyataan menghadirkan cobaan terberat dalam hidup mereka, dimana cobaan
tersebut tidak bisa mereka selesaikan kecuali dengan keajaiban Tuhan.
Unsur
Intrinsik “Miracle : Jatuh Dari Surga”
Tema :
Keluarga, Keagamaan, Toleransi
Alur :
alur dalam film ini adalah mundur. Diceritakan
dalam film ini, bahwa Putri mereka yang bernama Krista ternyata adalah anak
angkat dari pasangan suami istri Darius dan Anneke diberitahukan saat terakhir
film.
Latar :
Waktu : pagi, siang, Sore, Fajar, dan Malam
Tempat : keseluruhan tempat di Solo, Rumah Sakit, Kantor, Hotel di Solo
Suasana : Penuh Kehangatan, Sedih, Kekompakan, Menegangkan
Waktu : pagi, siang, Sore, Fajar, dan Malam
Tempat : keseluruhan tempat di Solo, Rumah Sakit, Kantor, Hotel di Solo
Suasana : Penuh Kehangatan, Sedih, Kekompakan, Menegangkan
Tokoh dan
Watak :
Eli (Anneke Jodi) : Penyabar dan tenang
Andri (Darius) : Kurang bijaksana sebagai Ayah
Krista (Naomi Ivo) :sosok anak berusia 7 tahun yang periang, kritis, mempunyai jiwa penolong
Indra Birowo : memiliki jiwa social yang tinggi, setia kawan, dan bertanggung jawab
Eli (Anneke Jodi) : Penyabar dan tenang
Andri (Darius) : Kurang bijaksana sebagai Ayah
Krista (Naomi Ivo) :sosok anak berusia 7 tahun yang periang, kritis, mempunyai jiwa penolong
Indra Birowo : memiliki jiwa social yang tinggi, setia kawan, dan bertanggung jawab
Gaya Bahasa :
Gaya Bahasa yang digunakan adalah Bahasa
Solo karena sesuai dengan latar belakang tempat shooting di Solo, namun dari
segi Bahasa masih terlihat kaku dan terlalu baku.
Unsur
Ekstrinsik “Miracle : Jatuh Dari Surga”
Situasi dan Kondisi :
Membuat penonton menjadi lebih
menghargai anugerah yang telah diberikan Tuhan, namun sebenarnya film ini
merupakan film yang cukup menyedihkan tapi karena isi cerita yang dikemas
kurang menarik emosi dan empati para penonton.
Nilai – nilai dalam cerita :
a.
Nilai Budaya
Sangat kuat dengan di latar belakangi tempat di kota Solo, di sertai
dengan penggunaan Bahasa Jawa dan seluruh pemain mengenakan Batik
b.
Nilai Moral
Saling menghargai umat beragama, namun sangat sedikit sekali diceritakan
dalam film ini, lebih menghargai anugerah dan karunia pemberian Tuhan yaitu
seorang anak.
c.
Nilai Sosial
Rasa kesetiakawanan dan rasa saling tolong menolong sangat terlihat
jelas dalam film ini.
Kelebihan Film
Film ini mengajarkan arti rasa syukur atas anugerah dan karunia yang
Tuhan telah berikan didalam keluarga yaitu seorang anak yang memiliki kelebihan
dapat mengobati orang-orang sakit dengan sentuhan tangan saja.
Kekurangan Film
Selain memiliki kelebihan, kekurangan dalam film ini sangat terasa pada
bagian isi cerita, yaitu tidak adanya kejelasan mengapa Andri (Darius) tidak
menyukai anaknya Krista, film ini merupakan film drama keluarga dan yang
menjadi klimaks dalam film ini sebenarnya saat Krista diberikan Tuhan kelebihan
untuk mengobati orang sakit, tapi mengapa dianggap sebagai beban dan boomerang sendiri
bagi Krista hingga akhhirnya Krista menghembuskan nafas terakhir saat menolong
Ibu nya yang akan melahirkan (disini tidak dijelaskan, penyebab Krista
meninggal, karena setiap Krista mengobati orang sakit kesehatan Krista langsung
menurun) selain isi cerita, pemilihan Bahasa yang terlalu baku jadi terlihat
suasana keluarga yang kaku.
Film ini menurut saya, adalah sajian yang sesuai dalam menyambut hari
raya Natal. Oleh karenanya, film drama keluarga ini juga mengedepankan ajaran
saling menghargai antar umat beragama, namun tidak kuat. Indra Birowo
mewakilkan sosok seorang Muslim tapi tidak terlihat jelas, salah satu contohnya
dalam scene antara Andri (Darius) dan Indra Birowo sedang berbincang lalu
terdengar adzan magrib, saat itu Indra izin untuk solat. Namun saat solat,
Andri malah pergi begitu saja. Terlihat jelas, kurangnya menghargai. Alangkah lebih
baiknya ada sedikit konflik dalam scene ini untuk menaikkan emosi penonton.
Penonton dalam bioskop hanya diayun dalam durasi waktu yang lama namun tidak
adanya klimaks antara isi cerita dan pesan yang disampaikan.
Konsep Gala
Premiere
Hari/ Tanggal :
Kamis/
26 November 2015
Waktu :
20.00
WIB
Tempat :
Plaza
Senayan XXI Jakarta Pusat
Dress code :
Batik
Konsep :
tidak
menggunakan red carpet dan hanya ada 3 standing banner dalam area bioskop. Salah satu restoran dekat bioskop XXI digunakan untuk media dan
press conference. Untuk goodie
bag nya pun hanya paper bag berisi flyer saja.
Sponsor :
film
ini di sponsori oleh Batik Keris, terbukti dengan para pemain yang mengenakan Batik Keris, adanya Outlet/toko Batik di dalam scene dan Hotel di Solo, Sony Xperia C5 didalam
scene, Mobil BMW dan Alphard, Beer, lalu ada beberapa Bank seperti BRI dan BCA.
Eniweh, capek uga sih ngeedit tulisan diatas supaya terlihat rapih, setelah diceplokin di blog pake rata kiri, kanan, tengah, tetep berantakan juga. Ucing uwe :( risih liatnye fuh.
Demikian informasi yang dapat saya sampaikan mengenai resensi film Miracle. Ini sebenarnya tugas dari kantor untuk buat resensi film. Karena semenjak ada project film di kantor, saya dan salah satu teman di kantor menjadi spesialisasi Gala Premiere. Nantikan resensi film lainnya yaa, dan soon produksi film dari kantor saya :D
Salam hangat selalu ~
Assalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar