Selasa, 21 Juni 2016

Penggunaan Bahasa Dalam Media Sosial

Selamat siang kaum muslimin dan muslimat......
Waktunya makan siangggg, loh puasa puasa 
Gimana kabarnya? Semoga selalu dalam lindunganNya yaa, Aamiin..

Yey, kali ini gue mau bahas sedikit mengenai penggunaan bahasa dalam media sosial..
so? apa sih media sosial itu?
its simple question, Media sosial ada sebuah tempat untuk pamer.. loh kenapa begitu?

ya pamer disini diartikan sebagai "apa yang lo mau tunjukan ke publik" dalam hal ini gue sebagai pengguna media sosial adalah ingin menunjukan sebuah identity diri gue terlebih dahulu..

mengapa identity? karena identity yang lo bentuk mempengaruhi bahasa yang kalian tulis di media sosial..
Nah sebelum itu, kalian mau bentuk diri kalian bagaimana  di media sosial? ya penting sih be yourself ya.. karena bisa jadi di media sosial banyak yang sedang berdramaturgi..
ada yang menjadi motivator, politikus, shoppaholic, kang tjurhat, kang batagor kang cendol kang sayur (alias berdagang, tsah tsah aja tsaay), selfie branded (ini sebel sih, sepanjang posting selfie aje kerjaannye), ada juga yang jadi Ustad (banyak ceramah *Astagfirullah Shen) bahkan ada yang jadi komentator..termasuk gue tuh kikikikik

tapi kemungkinan besar apa yang gue posting di media sosial itu benar adanya gue..walaupun dengan kata-kata dan bahasa santai sehari-hari  lalu tepat merujuk sasaran.

Perhatikan dalam berbahasa.. 
1. bahasa baku 
2. bahasa santai

yaa bahasa santai sehari-hari ini adalah sangat lumrah lo gunakan untuk personal pada media sosial yang lo gunakan.. bayangkan kalo akun personal lo, lo menggunakan bahasa yang baku. eeet dipikir news anchor kali. lucuuuk kaliiii Shena ini -.-

Tapi bagaimana dengan sebuah brand / perusahaan yang menggunakan media sosial?

ini banyak faktor nih..tapi sebuah brand / perusahaan saat ini memang sudah menggunakan media sosial karena tuntutan zaman dan juga pekerjaan. 
tadi sedikit gue bahas kalo akun gue pribadi menggunakan bahasa santai sehari -hari, kalau ini ranahnya sudah brand / perusaahaan. Apakah perlu bahasa baku? atau bahasa santai?

yang jelas, apabila brand / perusahaan dalam media sosial itu adalah memberikan sebuah informasi kepada publik mengenai brand atau perusahaan itu sendiri.
tapi ingat, disesuaikan dengan media sosialnya itu sendiri ya.. semisal Instagram.

kalau Instagram itu yang menjadi prioritas adalah visual, gambar yang bercerita. Jadi engga perlu banyak caption untuk menjelaskan.

Twitter? twitter apalagi.. karakter huruf terbatas. yang menjadi prioritas adalah kata-kata yang harus persuasif, singkat, jelas dan to the point.

bagaimana dengan facebook dan fanpage kalo untuk brand / perusahaan? Jujur saja, media sosial ini sudah banyak ditinggalkan oleh orang-orang seusia gue. 
masih penting kah facebook untuk berpromosi atau ngebranding? jawabannya, sesuai kebutuhan. Facebook disini merupakan sebuah laman media sosial paket komplit. mengapa demikian? karena bisa unggah apapun disini. Balik lagi ke segi bahasa.. karena facebook tak terbatas untuk caption seperti twitter, caption yang informatif dengan bahasa santai perlu disampaikan ke publik.

Perihal kaku atau tidaknya dalam berbahasa, itu persepsi publik yang menilai karena bahasa itu universal dan setiap pemikiran orang itu beda, walau di media sosial dituntut kreatif, kreativitas tiap orang pun juga beda.
Namun caption nya pun harus disesuaikan dengan segmentasi produk / brand yang dikeluarkan ya..

sekiranya demikian yang dapat gue sampaikan dalam tulisan blog gue saat ini..

kalau kurang-kurang manis, asin, asem, wajar ya namanya lagi puasa.. *apadeeeh -_-
baiklah, selamat berpuasa ya semuanya.. 5 jam lagi buka kok :))

Salam Hangat Selalu
Assalamualaikum ~


Kamis, 18 Februari 2016

Resensi Film London Love Story

selamat soreeeeee kaum muslimin dan muslimat,

kali ini, saya mau bahas film tentang percintaan remaja dengan latar belakang Big Bang..*Bang bang big ben ya big bennn..

yuhuu sudah bisa di tebak judul film nya kan pasti.. 

Dengan segmentasi penonton 13+, film ini merupakan sajian yang ringan dan mudah diterima oleh orang tua, *remaja Sheeen remaja, oh iya habis gitu sih anak jaman sekarang dewasa bahkan tua sebelum waktunya huft ah :p oke baiklah berikut resensinya cuss cyin..

Resensi Film London Love Story
Detail Film London Love Story:
Sutradara
Penulis Skenario
Produser
Sukhdev Singh, Wicky V. Olindo
Pemain
Genre : Drama Romance
Tanggal rilis :
04 Februari 2016
Produksi : Screenpl
ay Production
Sinopsis :
Film Romantis Indonesia "London Love Story" menceritakan tentang Caramel (Michelle Ziudith) seorang gadis Indonesia yang selalu ceria dan optimistis dalam bekerja paruh waktu di kedai pizza, di sela waktunya sebagai mahasiswi di salah satu Universitas di London.Tanpa ada yang tahu, Caramel pergi ke London untuk menghindari seseorang dari masa lalunya.

Seseorang yang membuat Caramel selalu menyembunyikan luka hatinya dengan senyuman. Di kota London yang sama, adalah Dave (Dimas Anggara) ia merupakan seorang mahasiswa Indonesia yang juga berkuliah di London, Pada suatu ketika Dave berada di tempat dan waktu yang salah, Dave harus menyelamatkan seorang gadis bernama Adelle (AdillaFitri) yang mau bunuh diri dengan loncat dari jembatan.

Bima (Dion Wiyoko) adalah mahasiswa Indonesia, yang selama setahun berusaha mendapatkan cinta Caramel dan sampai akhirnya Caramel tidak mengatakan iya dan tidak kepada Bima. Kemudian Bima berusaha mencoba introspeksi diri tentang kekurangan dia yaitu dia bukanlah cowok yang suka basa basi tetapi ia berjanji akan menyayangi Caramel kalau dia bersedia menjadi belahan jiwanya.

Caramel hanya terdiam terpaku dan membuat Bima lebih bingung. Kenapa Caramel tidak menerima cinta Bima? Apa ada laki–laki lain yang membuat Caramel tidak bisa menerima cinta Bima atau Dave yang merupakan masa lalu Caramel? Dan sebaliknya justru Adelle jatuh cinta pada Dave karena dianggap laki-laki sempurna buat Adelle, tapi apakah Dave menerima cintanya Adelle? Penasaran dengan kelanjutan kisah cinta nya?

Unsur Intrinsik “London Love Story”
Tema : Drama romantis
Latar  :
Waktu : pagi, siang, sore, dan malam
Tempat : London
Suasana : Romantis, penuh kehangatan
Segmentasi Usia : 13+
Tokoh dan Watak
Michelle Ziudith (Caramel)                 : sifatnya yang berani, pekerja keras, penyayang, friendly, cuek dengan orang yang menyukainya, dan sifatnya menjadi dingin.
Dimas Anggara (Dave)                      : sosoknya yang begitu cool tapi agak konyol,  romantic,  dan penuh kejutan
Adilla Fitri      (Adele)                        : adele yang masih ke kanak-kanakan, tapi mempunyai kepedulian untuk membantu teka-teki dari kisah cinta Caramel dan Dave
Dion Wiyoko (Bima)              : seorang laki-laki yang pantang menyerah untuk mendapatkan cinta dari Caramel, perhatian, dan mempunyai komitmen kuat untuk menyakinkan Caramel
Ramzi (Sam)                           : teman dari Dave yang peduli terhadap Dave

Gaya Bahasa :
Gaya Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Unsur Ekstrinsik “London Love Story”
Situasi dan Kondisi :
Film mengenai kisah cinta anak muda ini sangat penuh drama. Mengapa tidak, ketika kisah cinta dilandasi dengan kebohongan membuat Caramel menjadi orang yang sangat dingin dan cuek, ia mempunyai rasa cinta dibalut dengan kebencian. Belum dibuktikan kebenarannya, Caramel sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan Dave ke London dengan memendam perasaan masa lalunya itu.  Lalu sepeninggal Caramel, Dave yang juga merantau ke London untuk berkuliah selalu mempunyai tanda tanya besar mengapa Caramel begitu saja pergi meninggalkannya, tanpa menyerah begitu saja Dave terus menuliskan surat untuk Caramel dan berharap suratnya itu dibalas namun sayang, surat-surat dari Dave dibuang begitu saja.
Suatu ketika, di taman kota London Caramel tengah ada janji untuk bertemu dengan Adele. Adele merupakan seorang perempuan yang diselamatkan oleh Dave ketika hendak bunuh diri dan ternyata adele seorang teman baik dari Bima. Bima sendiri merupakan sosok pria yang mengharapkan cinta dari Caramel. Membuat mereka mengatur rencana pertemuan kedua insan ini yaitu Caramel dan Dave dengan cara memutarkan lagu kenangan mereka. Hingga mereka berdua akhirnya bertemu namun sayang saat Dave mengejar Caramel, Dave mengalami kecelakaan.



Nilai – nilai dalam cerita :
a.      Nilai Moral
Dalam film ini menurut saya, ada beberapa pesan moral bagi anak-anak muda yang sedang menjalankan hubungan kasih, yaitu jangan terlalu cepat mengambil keputusan dan tindakan sebelum memastikan kebenaran yang ada. Terlihat dari sikap Caramel yang begitu cepatnya jatuh cinta, saya ingat dengan kalimat yang dilontarkan Caramel “cukup waktu 4 hari aku jatuh cinta sama kamu, dan butuh waktu 1 tahun untuk melupakan kamu” kurang lebihnya seperti itu, saya agak lupa, Maaf :D
Lalu tanpa tahu cerita jelas, Caramel sama sekali tidak pernah membalas surat yang diberikan Dave selama 1 tahun, dibaca pun tidak. Hingga Caramel mempunyai sikap yang dingin terhadap Bimo. Ya satu pelajaran juga, ketika ingin menerima orang baru dikehidupan kita, kita harus berdamai dengan masa lalu. Jelas disini, masa lalu
b.      Nilai Sosial
Terlihat dari film ini ketika Dave membantu Adele yang ingin loncat dari jembatan karena Adele tidak jadi menikah. Di dalam film tidak dijelaskan apa penyebabnya. Adele sendiri yang awalnya jatuh cinta kepada Dave ikut mencari tahu siapa wanita yang dicintai Dave dengan mempertemukan mereka berdua namun ia akhirnya sadar bahwa cinta Dave hanya untuk Caramel seorang lalu ada Sam (Ramzi) yang membantu Dave mencari Caramel di London, dan Sam yang mendatangkan satu-satunya adik perempuan Dave di rumah sakit, pasca Dave kecelakaan.

Kelebihan Film

Film drama romantis yang lagi dan lagi syuting diluar negeri, London. Menurut saya, ini yang salah satu menjadi unsur daya tarik penonton untuk melihat sisi keindahan di negara lain. Melihat penggemar kedua pemeran utama ini yang sebelumnya dipersatukan di film yang sama, Magic Hour dan sinetron yang sama Love in Paris yang cukup menarik perhatian masyarakat terhadap pasangan ini menambah keyakinan terhadap filmnya. Ditambah dengan soundtrack dari Afgan ft Raisa yang menghiasi sepanjang alur cerita film. Film ini mampu mempunyai inovasi terbaru dengan membuat statement di masyarakat yaitu “Hari Baper Nasional”

Kekurangan Film

Menurut saya, tergantung dari segmentasi film ini sendiri. Segmentasi dari film ini merupakan usia 13+ berarti tergolong remaja dan cerita drama romantic ini mudah diterima oleh remaja di usianya. Namun, dari dialog pemain film ini terlalu drama dan puitis sekali.
                                 ..
Konsep Build In

Dalam film ini, tidak ada banjir dengan brand-brand yang masuk dalam film, hanya soundtrack saja.


 Untuk soundtrack film ini selain Afgan dan Raisa, ada ini nih..


over all, karena masih di awal tahun dengan perolehan penonton kurang lebih 900rban sudah baik ya.. tapi kita tunggu film-film berikutnya yang akan tayang di bioskop setelah film ini..
okay, berhubung sudah mau magrib dan saya pun bersiap untuk solat dan beres-beres lalu balik kantor lebih baik kita sudahi saja tulisan saya ini ya..

Nantikan tulisan berikutnya..

Salam Hangat Selalu,

Assalamualaikum ~



Kamis, 11 Februari 2016

Resensi Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Selamat sore menjelang magrib :D

Blog kali ini saya masih akan membahas mengenai film. Film layar lebar Indonesia lebih tepatnya, kenapa yang ditulis hanya film Indonesia saja yang dijadikan referensi? jawabannya simple dari saya, karena saya lebih mencintai produk dalam negeri. masa sih? boong banget.. lebih tepatnya menghargai produk dalam negeri. 

Ketika saya tanya beberapa teman di kantor mengenai film apa yang masih teringat dibenak mereka dengan waktu yang saya hitung 3 detik jawabannya adalah....................

teman kantor pertama : Lord of the rings, star wars
teman kantor kedua : twilight
teman kantor ketiga : dono (jawaban singkat tapi buat saya berhenti untuk bertanya lebih lanjut dari semua orang yang ada di kantor) *ketika di tanya kenapa.. udah pasti jawabannya karena lucu. oke saya juga lucu dengar pertama kali dia menyebutnya. Doi bukan menyebutnya Warkop, tapi Dono. Ini berarti karakter tersebut lebih kuat daripada judulnya :D

Beberapa orang yang saya tanyakan dengan jawaban cepat ternyata terbukti film luar negeri yang masih teringat dibenak mereka. Ketika saya menemukan jawaban Dono, saya berhenti untuk bertanya lebih lanjut karena saya sudah menemukan jawaban untuk film Indonesia. Ya disini ketika mayoritas masih menyukai film luar negeri. Oke saya disini tidak akan membahas mengenai Dono, Kasino, Indro tapi film Indonesia yang bertemakan drama religi. Dimana film tersebut menceritakan tentang kehidupan minoritas yang terasingkan di negara Amerika. Sudah tau film apa? ENGGA TAHUUU.. wih payah, saya sudah menyebut clue nya loh.. 

Yap, Bulan Terbelah di Langit Amerika..
Image result for poster film bulan terbelah dilangit amerika

Resensi Film Bulan Terbelah di Langit Amerika
Detail Film  
Sutradara :
Rizal Mantovani
Produser : Ody Mulya Hidayat
, Yoen K
Penulis :
Rangga Almahendra, Hanum Rais
Pemain : Acha Septriasa , Abimana Aryasatya, Rianti Cartwright, Nino Fernandez, Hannah Al Rasyid.
Genre : Drama
Tanggal rilis :
17 Desember 2015
Produksi : Maxima Pictures

Sinopsis :
Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” ini menceritakan tentang seorang jurnalis wanita yang sangat cantik bernama Hanum (Acha Septriasa). Namun, Hanum juga harus menemani suaminya bernama Rangga (Abimana Aryasatya) untuk sekolah di Wina. Selain itu, dia juga mendapat tugas dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk membuat artikel yang bertema “Would teh world be better without Islam (Apakah dunia lebih baik tanpa Islam) ?”
Artikel tersebut nantinya akan dimuat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta Hanum supaya mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika Serikat. Narasumber tersebut merupakanpara keluarga korban serangan World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York yakni Azima Hussein (Rianti Cartwright), seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan anaknya Sarah Hussein.
Disaat yang sama, Rangga juga dituasi oleh profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3nya. Brown sendiri dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudak berbicara dengan media. Rangga diminta untuk bertemu dengan Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada di New York yang telah mengatur pertemuan eksklusif dengan Brown. Malang tidak dapat ditolak, mujur tidak dapat diraih, tugas mereka berantakan ketika sebuah demonstrasi besar berakhir ricuh dan membahayakan keselamatan mereka. Akankah Hamun dan Rangga bertemu kembali? Berhasilkan mereka menyelesaikan tugas mereka masing-masing ? Lalu bagaimana akhir dari cerita film drama “Bulan Terbelah di Langit Amerika” (2015) selengkapnya ? 
Unsur Intrinsik “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
Tema : Drama religi
Latar  
Waktu : pagi, siang, sore, dan malam
Tempat : New York, Washington, dan San Fransisco
Suasana : Menegangkan
Tokoh dan Watak
Acha Septriasa (Hanum)                     : sifatnya yang berani, pekerja keras, dan juga cerdas
Abimana Aryasatya (Rangga)            : sosoknya yang cerdas, sabar, penyayang, dan penuh kejutan
Rianti Cartwright (Azima Husein)      : Penyayang namun saat suaminya menjadi korban tragedy 9/11 di WTC Azima menjadi sosok yang tertutup.
Nino Fernandez (Stefan)                    : seorang laki-laki yang takut berkomitmen, setia kawan, suka menolong
Hannah Al Rasyid (Jasmine)              : ramah, suka menolong, menghargai komitmen, dan tegas
Gaya Bahasa :
Gaya Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Unsur Ekstrinsik “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
Situasi dan Kondisi :
Film yang diangkat dari novel berjudul sama ini bercerita tentang terbelahnya dunia Islam dan Amerika pasca kejadian 9/11 yang memporak-porandakan segala sendi kemanusiaan. Film ini mencoba mengangkat perspektif muslim yang juga menjadi korban, dan justru paling dirugikan pasca peristiwa 9/11 tersebut.  Dalam setiap scene di film ini menurut saya, memiliki ketegangan tersendiri, seperti contoh saat adanya demonstrasi untuk penolakan pembangunan masjid, dimana dalam scene tersebut terlihat keberaniaan Hanum sang reporter berargumentasi mengenai Islam.
Nilai – nilai dalam cerita :
a.      Nilai Moral
Dalam film ini menurut saya, banyak sekali pesan moralnya. Semisal saat scene Hanum terjatuh di jalan lalu di bantu oleh seorang biarawati, mereka jalan bersama di tengah kota namun saat dijalan mereka diganggu oleh beberapa orang yang memandang sebelah mata. Salah seorang dari mereka sempat mengejek biarawati dengan sebutan “seperti penguin” dilihat dari pakaian biarawati tersebut. Hanum juga terlihat seperti teroris karena hanum mengenakan hijab. Saat itu pula sang biarawati membela Hanum didepan mereka yang memandang sebelah mata seorang wanita muslim berkerudung. Ya disini terlihat, betapa pentingnya saling menjaga dan menghormati antar pemeluk agama yang berbeda.
b.      Nilai Sosial
Rasa kesetiakawanan terlihat saat Stefan membantu tugas dari Rangga untuk merekam pidato dari Philips Brown, lalu Jasmine yang membantu Hanum untuk mendapatkan nomor telepon Azima (seorang muslim yang akan diwawancarai pasca kehilangan suami di tragedy 9/11 th 2001)  

Kelebihan Film

Film ini dimaksudkan untuk menyatukan lagi belahan masyarakat yang terpisah dan juga mengembalikan citra Islam sebagai agama yang cinta damai. Salah satu film dalam negeri mengenai drama religi yang menceritakan Islam di negara yang menjadi minoritas muslim, Paman Sam. Sama dengan cerita sebelumnya “99 Cahaya di Langit Eropa” yang shooting di atas Menara Eifel pun saat ini yang tidak kalah ikonik yaitu di Amerika. Menurut saya, film ini sangat bagus sekali yaitu menceritakan pemahaman mengenai Islam di negara minoritas. Akan lebih baik apabila ada lagi sebuah production house yang berani untuk mengambil lokasi gambar di negara maju lainnya, supaya kita sebagai muslim tahu bagaimana pandangan mengenai Islam di berbagai belahan di dunia.

Kekurangan Film

Memang selalu ada saja kekurangan, entah dari sisi cerita, pemilihan tokoh, pemilihan tempat, dan banyak lagi lainnya yang pasti bersifat teknis. Menurut saya, film ini sudah cukup bagus, membawa emosi penonton menjadi naik dan klimaks saat terkuaknya isi pesan dari suami Azima sebelum meninggal dunia. Sebelumnya, banyak yang mengira bahwa suami Azima adalah sosok teroris. Namun semua itu adalah tidak benar, ketika Philips Brown yang menjadi saksi bahwa suami Azima lah yang menolong orang-orang saat tragedy 9/11 di WTC, dan membiarkan dirinya menjadi korban. Jadi islam adalah agama yang mengajarkan mengenai perdamaian. Great Movie!

Konsep Build In

Dalam film ini, ada beberapa brand yang masuk di dalam scene diantaranya nissin wafer ada 2 scene, mustika ratu slimming tea, Panasonic tv (tv jadul hitam putih), dan wardah ada 2 scene.
Kalau iklan yang dijahit saat pemutaran film yaitu ada natur e dan wardah.


demikian pembahasan singkat film ini, saya yang pada dasarnya memang tidak terlalu suka menonton film jadi saat ini saya sedang rajin untuk menonton film terutama film Indonesia untuk djadikan referensi. btw, ini bukan kode untuk ditemani nonton yaa. 
baiklah, semoga tulisan saya bermanfaat.. sekian dan terimakasih banyak. Next masih ngebedah film yaa.. masih dan masih film dalam negeri. Dukung terus perfilman Indonesia yukkkk 


Salam Hangat Selalu

Assalamualaikum~



Resensi Film Negeri Van Oranye

Resensi Film Negeri Van Oranye

Detail Film Negeri Van Oranye :
Sutradara :
Endri Pelita
Produser : Wiwit Susilawati, Annika Kuyper
Penulis : Adept Widiarsa, Titien Wattimena, Raden Wahyuningrat, Annisa Rijadi, Rizki Pandu Permana
Pemain :
Chicco Jericho, Tatjana Saphira, Arifin Putra, Abimana Aryasatya, Ge Pamungkas.
Genre : Adventure
Tanggal rilis :
23 Desember 2015
Produksi : Falcon Pictures
Sinopsis :
Film Negeri Van Oranje berkisah tentang lima orang mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di Belanda. Lintang (Tatjana Saphira), Banjar (Arifin Putra), Wicak (Abimana Aryasatya), Daus (Ge Pamungkas), dan Geri (Chicco Jerikho) adalah mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengejar studinya di Belanda. Mereka secara tak terduga saling bertemu dan bersahabat.

Sejak bersahabat, Kelimanya mulai saling berbagai tawa dan juga kepedihan bersama-sama. Masalah kemudian muncul ketika keempat sahabat itu mulai memperebutkan Lintang. Pada saat yang sama, hubungan Lintang dengan pacara Belanda-nya terancam bubar, karena dia juga menaruh perasaan kepada salah satu temannya. Persahabatan pun berubah menjadi rumit dan hubungan mereka diuji!!

Unsur Intrinsik “Negeri Van Oranye”
Tema : Persahabatan dan Cinta
Latar  :
Waktu : pagi, siang, sore, dan malam
Tempat : Belanda, beberapa tempat wisata di Belanda dan 5 Universitas di Belanda salah satunya adalah Utrecht University lalu 95% syuting di Praha, Eropa Timur.
Suasana : Penuh kekompakan
Tokoh dan Watak
Chicco Jericho (Geri)              : sifatnya yang tenang dan paling mapan dari segi keuangan
Tatjana Saphhira (Lintang)     : 1 wanita yang mempunyai sifat penyayang ini merupakan pujaan hati ke-4 pria yang menjadi sahabatnya
Abimana Arya (Wicak)           : Pendiam, tenang, namun sangat memperhatikan
Arifin Putra (Banjar)               : ceplas-ceplos dan berapi api
Ge Pamungkas (Daus)            : Pintar namun konyol
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia sehari-hari, Bahasa santai dan sebagian menggunakan sedikit sapaan Bahasa Belanda.

Unsur Ekstrinsik “Negeri Van Oranye”
Situasi dan Kondisi :
Dalam film ini menceritakan tentang perjalanan 5 orang menggapai gelar master nya di negeri Oranye itu. Jalan cerita yang cukup ringan, dan selama film berlangsung penonton disajikan dengan keindahan kota Belanda.
Nilai – nilai dalam cerita :
a.       Nilai budaya
5 orang yang memiliki latar budaya yang berbeda menyatu dalam ikatan persahabatan yang terjalin di kota Belanda. Geri berasal dari Bandung, Banjar berasal dari Banjarmasin dan Daus pemuda asal Betawi. Satu hal yang ditujukan dari seorang Lintang adalah, dia menggunakan tas dengan nuansa batik.
b.      Nilai Moral
Dalam film ini menceritakan, bagaimana layaknya seorang pria menjaga seorang wanita. Terlihat dari salah satu adegan saat Lintang dan Banjar sedang kencan, ada sekumpulan pemuda yang secara paksa mengambil tas Lintang, dengan sigap Banjar mengejar para pemuda itu dan berusaha mengambil tas milik Lintang walaupun dalam keadaan babak belur di hajar para pemuda.
c.       Nilai Sosial
Rasa kesetiakawanan terlihat saat Lintang putus dari pacarnya, mereka ber-4 berusaha untuk menghibur Lintang.

Kelebihan Film

Sebuah cerita yang indah akan sangat mengena bila divisualkan dengan indah, dalam hal ini adalah DOP, Yoyok Budi Santoso membuat  film Negeri Van Oranye tidak keluar dari warna-warni indah nan memanjakan mata. Bukan rekayasa gambar, namun memang establish maupun wide shot yang dihadirkan sesuai dengan keebutuhan cerita. Akhir-akhir ini jarang ditemui film Indonesia yang bagus dari segi cerita sekaligus pengambilan gambar, dan Negeri Van Oranye menjadi salah satunya.

Kekurangan Film

Memang benar, dari segi cerita sudah cukup menarik, jalan cerita yang cukup ringan, pengambilan gambar dan situasi yang memanjakan mata. Namun tidaklah cukup, menurut saya dari segi penonton, justru dalam cerita ini dengan tema persahabatan yang sudah cukup menarik dari latar belakang budaya yang berbeda, tidak cukup kuat dan klimaks. Untuk konfliknya pun hanya sedikit dan itu dibagian akhir film, sebenarnya ada ditengah film yang membuat kaget para penonton yaitu ketika Lintang yang sebenarnya menaruh hati kepada Geri, namun tatkala itu Lintang melihat Geri sedang bermesraan dengan seseorang yaitu laki-laki. Ya, Geri berperan sebagai Gay di film itu. Cukup kaget, tapi menurut saya tidak klimaks. Seandainya dibuat lebih dramatis.

Konsep Build in
Hanya ada 1 produk dalam film ini, yaitu produk kosmetik Wardah. Karena memang Tatjana bagian dari Brand Ambassador Wardah.

Strategi Promosi
Selain promosi diberbagai sarana media massa, cetak, online dan media social, strategi unik yang dilakukan negeri van oranye diantaranya

-       Memasang iklan poster di Busway 
     Beberapa pemain Negeri Van Oranye memberikan bunga berwarna oranye di KRL




S Salam Hangat Selalu


  Assalamualaikum~






-           


Rabu, 06 Januari 2016

Upin Ipin Country

siang menjelang sore dikantor ini sedang dalam masa Minggu tenang, karena bos besar masih di Ams dimana Marketing hanya berkutat tidak jelas di meja nya masing-masing termasuk gue. 
Lebih baik gue mengulik tulisan dalam pengalaman berlibur ke negara tetangga kemarin, 

31 Desember tiba di Bandara Soetta sekitar pukul 17.30, menunggu beberapa jam sebelum take off pukul 21.00. Tiket dan homestay sudah gue booking dari beberapa bulan yang lalu..
Sampai tempat tujuan sekitar kurang lebih pukul 00.30, disana gue sudah dijemput dengan seniornya bokap yang memang tinggal disana. Engga enak banget sih sebenernya tengah malam buta gitu tapi karena pergantian tahun pastinya rame. Lalu tiba di homestay sekitar pukul 02.30 an lumayan cukup lama juga nyari hotelnya, letaknya di jalan rembia Bukit Bintang. Yap telat check-in alhasil gue kena deposit, padahal gue booking untuk hari Kamis - Senin. SSebelum masuk ke kamar, gue langsung tanya password Wifi nya untuk menghubungi keluarga kebetulan gue mau beli kartu di bandara tapi ada gangguan fuh, Alhamdulillah Wifinya kenceng bangeeeet kilat ngeeeng 
Disana gue memilih kamar yang dorm female, kenapa dorm? ya karena gue ingin mendapat teman baru dari berbagai negara pastinya. Benar saja, ketika sampainya gue dikamar hendak beres-beres dan istirahat gue disapa dengan seorang wanita berkulit eksotis, rambut panjang, baju putiih hihh serem.. :p yaa She's Emira, dia dari Singapura dan bekerja di Melbourne. Karena diriku sudah lelah, jadi ga panjang lebar untuk bercerita lagipula Emira juga sudah tidur sebenernya, dia terbangun karena kedatangan gue yang mungkin rada berisik. Just say Hi :D 
Nih tampak depan homestay nya..



01 Januari 2016 - Lanjut pukul 11.00 gue sudah bersiap untuk explore si tempatnya Upin Ipin itu.. Sebelumnya menjelajah, gue isi perut ke SK Corner nah disitu pesen nasi briyani dengan minumnya teh sejuk bukan teh dingin  seharga 24RM untuk 2 orang ya lumayan agak cocok di lidah si tapi sebenernya engga karena makanan disana rata-rata terlalu banyak cengkeh dan kayu manis -.- makan selesai 
Penampakan nasi briyani..
Setelah engap makan, gue berjalan kaki menuju Sungai Weng untuk mencari counter beli kartu. Setelah tanya beberapa counter akhirnya gue menjatuhkan pilihan ke Hotlink, Simpati nya di Indonesia. Gue beli kartu perdana itu sekitar 30RM dengan kuota 300mb, untuk 4 hari cukup lah ditambah wifi di homestay. *Tapi ternyata engga cukup dengan orang yang candu media soksial like me* 

Urusan kartu selesai baru deh gue berjalan kaki menuju Pavilion ke Menara Petronas. Oh tentu saja tidak lupa setelah sampai di pavilion dengan lambang brand Sephora gue langsung bergegas ambil hp dan cekrek foto karena banyaak banget juga yang foto disana.
Setelah puas foto gue melanjutkan perjalanan ke Petronas melewati jembatan penghubung dari Pavilion itu yang menurut gue jauh. Jauh cyin udah lama engga jalan kaki untungnya ngobrol sama si Reza jadi ga kerasa. hheeeeee sampailah kami di Klcc park trus jalan sedikit lagi sampai Suria Klcc, sampai disana duduk dan foto yang pasti. Tapi tunggu duluuuuu, mencengangkannnn!!!! disana rame banget kek bubaran pabrik. Tapi ya ituuuu huhuu rameeee sama orang orang yang tak kasat mata (?) aka anak jaman sekarang duh ga enak nyebutnya anak emak bapaknya, duhhh anak laaaaay, anak layangan :( banyak bangeeet disanaaaa pening pala.....
Nih kasih gambar Monas sedikit ~


di banding tambah pening waktu juga sudah menunjukan pukul 16.00 waktu disana, gue segera balik ke homestay dengan GoKL, capeeek jalan kaki betis makin makin jadi. 

Balik ke homestay, beres-beres trus istirahat sebentar buat cari makan malam di jalan alor. Nah disini banyak banget makanan chinnese nya cuma ada beberapa yang berlogo halal, gue jajan lumayan banyak laper mata, dimakan juga engga.. lupa abis berapa rm -.-

02 Januari 2016 -  Sudah cukup puas berkeliling Petronas dan Jalan Alor, tempat selanjutnya yang gue sambangi adalah batu caves. Cara menuju tempat tersebut dengan menaiki monorail dari bukit bintang ke KL sentral lalu dilanjutkan komuter line arah batu caves, gampang banget kok. Namun diperjalanan kereta agak bermasalah jadi turun di Sentul dan dilanjutkan kembali dengan kereta lain. Tidak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran ahaaaa ~
Sampainya disana pukul 13.00, banyak penjaja makanan dan minuman yang minta banget dibeli..dengan bahasa India yang gue juga ga ngerti yang jelas mereka ngomong minta dibeli aje :D
Jadi batu caves ini adalah  bukit kapur yang memiliki serangkaian gua dan kuil gua, terletak di distrik Gombak, 13 km (8 mil) utara dari Kuala Lumpur, Malaysia. Ini mengambil nama dari Batu Sungai Batu Sungai atau, yang mengalir melewati bukit. Batu Caves juga merupakan nama desa terdekat. Gua ini adalah salah satu kuil Hindu di luar India yang paling populer, yang didedikasikan untuk Dewa Murugan. Ini adalah titik fokus Hindu festival Thaipusam di Malaysia. *idiwwpahambenerShen orang India? orang kuil sana? oh pasti google* yap, untuk menuju gua tersebut harus menaiki 272 anak tangga.. harus banget? gabisa dikurang? ga ada angkot gitu? monorail? *berharap setelah naik ke tangga menuju gua berat badan jadi 50kg* preeeet
YAP seperti ini lah wajah setelah menaiki 272 anak tangga, agak sedikit terganggu ketika sampai diatas karena ada perbaikan tangga jalan, mungkin mau dipakein eskalator atau lift biar seru ;)

Setelah bercapek capek ria menaiki 272 anak tangga itu, gue pun segera melanjutkan perjalanan menuju...hmmm menuju mana *masih bingung mau kemana saat itu* 
Akhirnya, tempat selanjutnya yang disinggahi adalaaaah Masijd Jamek kita Asharan dulu nah sebenernya pengen ke dataran merdeka juga..tanya2 sama penduduk disana ternyata hanya 5 menit berjalan kaki menuju dataran merdeka. Sambil nunggu solat Magrib, gue menuju dataran merdeka dan si Reja tidur di masjid bak musafir ~ btw, engga ada foto pas di Masjid Jamek, shungguh disayangkan..tapi ada nih yang di dataran merdekanya, bagus struktur bngunan disini.

puas foto-foto di dataran merdeka, gue pun bergegas untuk balik ke homestay untuk istirahat. Pas balik ke homestay ternyata ada orang baru di kamar gue, yaaap namanya Xiaoxinna..udah jelas kan dari namanya asalnya dari mana :p ngobrol-ngobrol sedikit pake bahasa Cina *yakalih ternyata dia dari Langkawi..oh iya kalo disana Langkawi pusatnya coklattttt waw dan jeng Xiao cuman semalaman aja di homestay.

03 Januari 2016 - Yap pagi-pagi ini gue udah rusuh untuk mintaa tolong dengan penghuni-penghuni homestay ngucapin Happy Birthday buat Heny Rosmania, gue record dan gue ambil foto..termasuk minta tolong sama Xiao yang mau check out :d tenang heny gabakal baca blog gue kok dia engga tau :D
nih kalau mau liat rupanya jeng Xiao, agak blur diki. *mbayangin kalo doi cuma ngomong bahasa Cina full* oh iya gue sempet tukeran IG juga sama doi, she's so friendly *azeek
abis rusuh gue merasa bingung mau kemana lagi, akhirnya memutuskan ke Petaling Street untuk mencari oleh-oleh, tapi sebelum kesana gue mencari keberadaan coklat Beryls dulu yang katanya google ada di jalan Imbi. Waktu menujukan pukul 13.00 dan sampailah gue di jalan Imbi, keluar masuk mall Berjaya Times Square ternyata kedai coklatnya pindah, ditanya engga ada yang tau. Hopeless :( 
Dibanding buang buang waktu nyari yang engga ada, mending yang pasti-pasti aje yekan.. Kita menuju Petaling Street! Gue kembali naik monorail terus turunnya di Maharajalela, lumayan juga jalannya menuju Petaling fuh. Nyampe disana, ternyata gue kepagian.. masih banyak pedagang yang baru mau buka dagangannya. Petaling itu ibarat pasar baru kalo di Jakarta, mesti pinter-pinter nawar.. dan beruntungnya gue setiap mau belanja gue selalu dikira masih sekolah..begitu hal nya juga dengan teman satu kamar yang mengira diriku masih sekolah. Alhamdulillah, pada ga engeh apa gimana liat badan bangkotan gini padahal :D karena mereka mengira diriku masih cekolahhh dapat lah diskon.. di Petaling gue beli beberapa coklat, tas untuk nyokap, tas-tasan untuk temen-temen, kaos untuk ponakan, kaos untuk Rian dan lainnya jajan-jajanan untuk gue pribadi. Anw, disini gue sendirian..gue nyuruh Reja untuk balik aja istirahat karena akan check out malam harinya. 
Setelah capek tawar-menawar dan belanja-belanja, gue balik menuju bukit bintang. Sampe dibukit bintang gue berenti di toko aksesoris, karena melihat standing banner SALE sangat besar didepan toko, bersegeralah gue masuk..yaap belanja aksesoris untuk orang-orang kantor. Alhamdulillah belanja terpenuhi dan uang pun hampir ludes, gue berjalan kembali menuju homestay berharap mata engga jelalatan liat belanjaan lagi tapi sayang jelalatan akhirnya berenti lagi beli kaos untuk Rian. 
Udah tawar menawar akhirnya engga jadi hahaha, penjual sepertinya kesel. doi ngomong bahasa Bangladesh yang ga gue ngerti. Tapi sebenernya gue paham sih intinya *orang Bangladesh banget*
yaaa maaap ya mungkin bukan rejeki abang Bangladesh itu, akhirnya gue mendapatkan kaos yang lebih murah setelah jalan beberapa meter kemudian. 4 kaos, gue beli sekitar 55RM.. gausah dibandingin sama harga di Jakarta ye :D
Yaaa sampailah di homestay, engga kerasa jam 21.00 baru sampe homestay.. lalu gue menuju ruang tengah untuk selonjoran eh ada Emira sedang menyantap makanannya, sedikit berbincang dengan dia. Hampir mau berubah pikiran setelah berdiskusi dengan Emira untuk check outnya pagi-pagi aja, tapi hati ini ragu. Ngeri kesiangan dan Reja susah bangunnya. sedangkan gue flight jam 07.40 pagi.. Dibanding ketinggalan pesawat, walaupun badan dan kaki letih adanya, gue pilih check out malam itu juga. Mengejar bus yang cuma sampai jam 12 malam fuh fuh.. 
gue beberes mandi packing.. jam 10 check oout dari hotel, ternyata uang yang deposit dikembalikan setengahnya.. oh ya ga lupa gue foto dulu dengan penjaga homestay itu.. *tau biar dikata apa*
Sebelum menuju kereta, oh iya kereta disana maksutnya mobil lho.. sebelum menuju komuter gue makan dulu sebentar, rekomendasi dari temen mesti nyobain tom yam. Yap nyobain tom yam nya dulu, ternyata bener enyaaaak.. yuuuummss yummms
Belom juga turun nih makanan dari tenggorokan, gue lanjutkan lagi jalan kaki.. Jangan sampe mata jelalatan lagiii jangaaaan.. tapi apa daya, mata ini beneran jelalatan akhirnya beli dress panjang di bukit bintangggg, pake nyobain baju nya duluuuu padahal udah kejar kejaran untuk dapet bus huft

Akhirnyaaaaa sampai di bandara sekitar pukul hmm berapa ya lupaaa.. 01.00an kayanya. Istirahat di bandara dengan bawaan belanja yang lebih banyak dari bawaan sebelumnyaa.

04 Januari 2016 - 07.40 flight to Jakarta, dan sampai Jakarta sekitar pukul 10.00, 1 jam lebih lama dari yang dijadwalkan..
Sampai rumah jam 12.30, Alhamdulillah ;)

Sekian, curhatan yang dapat disampaikan..setelah gue menimbang, menelaah, memperhatikan dengan seksama Indonesia memang jauh lebih indah apalagi untuk wisata alamnya, *ceritanya yang nulis udah keliling Indonesia banget, IYAIN aja* engga ada yang engga takjub akan keindahan dariNya itu. Tapi yang sangat disayangkan adalah moda transportasi kita yang tertinggal dari negara tetangga. Lalu alasan sebenernya memilih melancong ke Upin Ipin ini karena budget yang cukup terjangkau dan semua pasti bisa kemana pun yang kalian mau asalkan kalian NIAT, YAKIN, dan KOMIT. 
Sejujurnya memang mainstream dan engga ngebuat gue WAW seperti pertama kalinya gue mesti bersusah payah menaiki dan menuruni jalan terjal dan berliku saat  ke Padang-padang beach atau Pandawa tapi engga ada salahnya kita menikmati negara lain sekedar untuk melihat budaya, tradisi, dan lingkungan. Ya semoga kalian dapat berkenaan membaca tulisan yang tidak penting ini. 

Salam hangat selalu ~
Assalamualaikum